Kalimantan Tengah memiliki luas perairan dengan potensi besar. Tidak hanya perairan laut di pesisir Kalteng namun juga perairan umum yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Kalteng memiliki potensi sumber daya perairan yang beperan dalam peningkatan produksi perikanan darat. Dalam berbagai kesempatan, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran selalu mengingatkan masyarakat agar dapat menjaga kawasan perairan Kalteng dan bahkan menjaga serta melestarikannya sehingga dapat terjaga keberlangsungan sumber daya perairannya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemprov. Kalteng adalah dengan melakukan konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan berkelanjutan pada praktik-praktik perikanan darat dalam ekosistem perairan tawar yang bernilai konservasi tinggi.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Prov. Kalteng Darliansjah saat kegiatan kick off dan inception meeting pembentukan kawasan konservasi perairan darat Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Barito Selatan yang berlangsung di Aula Dislutkan Prov. Kalteng, Jumat (12/5/2023) pagi.

"Pemerintah Kabupaten dan masyarakat setempat telah mengajukan 7 danau di Barito Selatan dan 3 Danau di Kapuas sebagai calon kawasan konservasi dan melalui program IFish yang dilaksanakan oleh Yayasan Borneo Institute dengan melibatkan akademisi dan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten akan dilakukan pengumpulan data serta penyusunan laporan calon kawasan konservasi yang akan diusulkan kepada Pemprov. Kalteng dan Kementerian Kelautan dan Perikanan," ungkap Darliansjah.

National Project Manager (NPM) IFish FAO Sudarsono mengatakan bahwa program IFish merupakan proyek yang mengemban misi pengarusutamaan konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan berkelanjutan pada prektik-praktik perikanan darat dalam ekosistem perairan tawar yang bernilai konservasi tinggi.

“Upaya ini dilakukan guna memastikan keanekaragaman hayati perairan darat dapat menyediakan barang dan jasa lingkungan bagi masyarakat secara berkelanjutan,” terang Sudarsono.

Program IFish ini merupakan kerja sama program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia yang dibiayai oleh Global Environment Facility (GEF) dalam bidang pengelolaan dan konservasi Perairan darat di Indonesia.

Sementara itu, Direktur Yayasan Borneo Institute (BIT) Yanedi Jagau menyampaikan bahwa Prov. Kalteng terpilih menjadi salah satu lokasi kegiatan Proyek IFish, khususnya di Kabupaten Kapuas dan Barito Selatan, dimana di beberapa desa pada kabupaten-kabupaten tersebut akan dilakukan pembentukan kawasan konservasi perairan darat yang dilaksanakan oleh Yayasan BIT.

"Penyusunan dan implementasi program kerja Proyek IFish, dibahas dan disetujui oleh Project Steering Committee (PSC), dimana Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah menjadi salah satu anggota PSC program IFish bersama dengan kementerian, lembaga, dan kepala dinas provinsi lainnya," jelas Yanedi Jagau.

Beberapa kegiatan IFish yang telah dilaksanakan di Kalteng antara lain Penyusunan Naskah Akademik untuk Peraturan Daerah terkait perikanan darat di Kab. Kapuas dan Barito Selatan, Rencana Aksi Nasional terkait perlindungan Ikan Arwana, Technical Working Group (TWG) atau forum pengelolaan perikanan darat di tingkat Kab. Kapuas dan Barito Selatan, Peningkatan pengelolaan perikanan Beje, penyusunan peraturan desa, dan pembentukan Kawasan konservasi desa di 2 desa Kab. Kapuas (Dadahup dan Tambak Bajai) dan 2 desa Kab. Barito Selatan (Mengkatip dan Batilap), Pengadaan 100 unit pompa dan 100 set jaring selambau untuk kelompok nelayan perikanan Beje di Kab. Kapuas dan Barito Selatan, BIMTEK pendataan ikan arwana dengan KKHL KKP dan BRIN untuk stakeholder Dinas Kelautan Perikanan Kalimantan Tengah dan Barito Selatan, Capacity building kelompok nelayan dan perempuan dalam pemanfaatan sumber daya perikanan darat, serta kegiatan lain yang sedang atau akan dilaksanakan seperti Pembentukan Kawasan konservasi Perairan darat di Kab. Kapuas dan Barito Selatan, Pelatihan Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) Perikanan Darat untuk stakeholder Kalimantan Tengah di Kab. Kapuas, dan Barito Selatan, Asesmen sosial ekonomi, biodiversitas dan gender terkait pengelolaan perikanan darat, dan Studi genetic Ikan Arwana Red Banjar.

Menanggapi penjelasan Direktur BIT, Kepala Dislutkan Darliansjah menyampaikan apresiasinya dan menyambut baik setiap inisiatif untuk melestarikan dan mengembangkan kegiatan perikanan di Kalimantan Tengah.

“Kami berharap data-data yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan melalui program IFish yang diadakan di Kalimantan Tengah ini dapat digunakan untuk menentukan arah dan kebijakan yang perlu diambil terhadap kawasan proyek dan kami minta agar kawasan konservasi perikanan darat di Kalteng dapat menjadi model percontohan nasional pengembangan konservasi perikanan darat terpadu di Indonesia,” pungkas Drliansjah.

Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid secara offline maupun online via zoom meeting ini dibuka oleh National Project Coordinator (NPC) Proyek IFish sekaligus Kepala Pusat Riset Perikanan KKP Yayan Hikmayani dan diikuti oleh Inland Fisheries Scientist IFish Project Muhammad Yusuf, Eselon 3 Lingkup Dislutkan Prov. Kalteng, serta stakeholders bidang kelautan dan perikanan Kalteng. (t2n/Foto:CL).