Sebagai upaya mencegah dan menangani stunting di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) bersama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dislutkan Prov. Kalteng yang merupakan salah satu orang tua asuh bagi balita stunting, melakukan monitoring di Posyandu Akasia, Desa Sababilah, Kelurahan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Senin (21/8/2023).

Dalam kegiatan ini, Dislutkan Prov. Kalteng melakukan monitoring atas data-data pertumbuhan balita stunting yang telah diberikan bantuan makanan tambahan. Posyandu Akasia terpilih sebagai anak asuh karena di lingkungan pelayanannya terdapat setidaknya 5 orang balita yang mengalami resiko stunting. Para balita yang memiliki resiko stunting ini masing-masing didampingi oleh satu orang kader yang bertugas membuatkan dan memberikan aneka makanan tambahan untuk balita, serta memonitor kenaikan berat badannya.

Pada kesempatan ini, Sekretaris Dislutkan Nita Fera yang hadir mewakili Kepala Dislutkan Prov. Kalteng, memberikan motivasi kepada para kader agar selalu memonitor penambahan berat badan balita.

"Dalam monitoring ini agar selain memonitor penambahan berat badan balita, juga diberikan catatan menu harian yang diberikan. Kemudian, jika balita tersebut sakit atau sedang tumbuh gigi sehingga dapat diketahui penyebab kurangnya nafsu makan balita," ujarnya.

Kemudian, para kader menjelaskan bahwa setiap hari masing-masing anak balita yang memiliki resiko stunting ini diberikan makanan tambahan yang berasal dari pangan lokal yang kaya protein hewani, seperti telur, ikan, dan daging. Selama masa pendampingan yang telah dilakukan selama satu bulan terakhir, rata-rata balita yang didampingi mengalami kenaikan berat badan antara 1 hingga 9 ons. Namun ada beberapa diantara balita tersebut yang mengalami sakit cacar dan sedang tumbuh gigi sehingga nafsu makannya berkurang.

Selanjutnya, Ketua DWP Dislutkan Prov. Kalteng Lisdayanti mengimbau agar para kader Posyandu dapat saling bekerja sama dalam mempersiapkan menu untuk balita yang didampingi sehingga bisa lebih efisien menghemat waktu dan tenaga.

"Saya himbau agar para kader juga harus mendokumentasikan kegiatan pendampingan melalui foto dan laporan KMS (Kartu Menuju Sehat), serta melaporkannya ke DWP Dislutkan Prov. Kalteng, Puskesmas, dan juga Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan," terang Lisdayanti.

Sementara itu, ditemui pada kesempatan berbeda, Kepala Dislutkan Prov. Kalteng Darliansjah menyampaikan bahwa stunting merupakan ancaman yang perlu diberantas agar dapat tercipta generasi emas.

"Masa pertumbuhan balita harus ditunjang dengan pemberian asupan protein hewani yang cukup, dan upayakan untuk membuat makanan yang berasal dari sumber- sumber pangan lokal agar mudah diperoleh dan membantu perekonomian masyarakat setempat," tutup Darliansjah.

(Lee/ned:t2n)